Uskup Labuan Bajo Merayakan Ekaristi di Stasi Stasi Santa Theresia Kanak-Kanak Yesus Merombok

  • Bagikan

Lensaberita.online – Uskup Labuan Bajo Mgr. Maksimus Regus Merayakan ekaristi di Gereja Stasi Santa Theresia Kanak-Kanak Yesus Merombok Minggu(29/12/2024). Uskup Labuan Bajo didampingi oleh Romo Richardus Manggu(Vikjen) dan Romo Martinus Wiliam(Ekonom). Rombongan Uskup Labuan Bajo diterima secara adat oleh Dewan Pastoral Stasi Merombok.

Dalam khotbahnya Mgr. Maksimus Regus menyampaikan bahwa hari ini kita merayakan pesta keluarga kudus Nazaret. Gereja menyambut keluarga itu sebagai Gereja domestik atau gereja kecil. Keluarga adalah Gereja Kecil. Santa Teresa dari Kalkuta katakan Cinta itu berawal dari rumah kata Mgr Maksi.

Mgr Maksi menjelaskan bahwa bacaan injil hari ini mengungkapkan bagaimana perasaan orang tua kalau orang tua ada diposisi Maria dan Yosef. Pasti merasa cemas dan gelisah karena tiba-tiba anak menghilang. Mengapa Maria dan Yosef itu pergi mencari Yesus? Karena mereka ingin agar Yesus pulang kerumah. Namun kadang-kadang kita tidak pulang kerumah bahkan kita lupa rumah kita sendiri.

Simbol rumah atau keluarga dalam injil hari ini adalah tempat orang untuk pulang. Alasannya karena dalam keadaan apapun baik dalam keadaan berhasil, sukses, dalam keadaan kecewa, dalam keadaan terluka, dalam keadaan ditolak, kita harus kembali ke rumah. Sehingga ketika Yesus tidak ada di rumah Maria dan Yosef merasa cemas karena Yesus harus pulang untuk kembali kerumah

Apakah orang tua merasa cemas kalau anaknya tidak pulang kerumah? Hampir semua orang tua merasa cemas. Kecemasan seperti ini disebut kecemasan suci. Cemas atau kecemasan itu bersifat suci. Karena dia mencemaskan sesuatu yang sangat berharga. Kalau tidak cemas berarti tidak ada lagi kesucian di dalam diri kita. mencemaskan sesuatu adalah nilai sangat tinggi atau nilai penting di dalam hidup.

Yosep dan Maria mempunyai kecemasan yang suci. Ketika Yesus tidak berjalan atau ada bersama mereka. Hati mereka sangat cemas. Karena kecemasan tersebut mereka pergi mencarinya.

Sebagai sebuah Gereja kecil di dalam bacaan-bacaan suci hari ini ada tiga hal penting yang perlu kita perhatikan dalam menjalani kehidupan keluarga.
Pertama adalah kesetiaan. Kesetiaan merupakan ha yang sangat penting. Seperti Hana yang meminta supaya memiliki seorang anak dan Tuhan mengabulkannya. Ia setia pada janjinya bahwa akan mempersembahkan kembali anaknya kepada Tuhan dan ia setia pada janjinya itu. Dalam rumah, dalam keluarga kalau tidak ada kesetiaan tidak ada lagi kecemasan yang suci.

Kedua kehadiran. Ketika bertemu dengan Yesus di Bait Allah mereka ingin hadir. Rumah dan keluarga tanpa kehadiran itu tentu bukanlah rumah, apalagi jaman sekarang semua orang dirumah punya handphone, sibuk masing-masing dengan handphone. Kehadiran itu maknanya sudah semakin memudar. Pada hal kehadiran itu sangat penting didalam kehidupan sebuah keluarga.

Ketiga adalah komunikasi. Apa yang terjadi ketika Maria bertemu dengan Yesus mereka berbicara dengan membangun dialog yang bersahabat dengan Yesus. Yesus memberikan pemahaman supaya Maria dan Yosef paham dan mengerti akan dirinya.

Komunikasi itu sangat penting. Kadang-kadang kita menganggap sesuatu hal dari anak-anak kita yang tidak berkenan kadang kita lewatkan saja. Ternyata ada sesuatu hal besar yang dihadapi oleh anak-anak, juga oleh orang tua. Keluarga yang memiliki kecemasan suci itu adalah keluarga yang mau berkomunikasi, mau berbicara satu sama lain dan mau berbagi.
Orang tua harus sering berkomunikasi dengan anak tentang apa saja yang mereka perlukan. Karena belum tentu apa yang diinginkan oleh orang tua akan diikuti oleh anak-anak maka sangat penting komunikasi. Terlebih ketika anak-anak mengalami tantangan atau masalah di luar rumah.
Keluarga katolik sebagai Gereja kecil itu adalah keluarga yang komunikatif, keluarga yang berbagi, keluarga yang saling menguatkan, bahkan dengan hanya satu kata saja dan sebaliknya dengan satu kata saja orang itu merasa terluka di dalam rumah. Oleh karena itu kita harus menjaga kata yang kita ucapkan. Menjaganya supaya kata tersebut memberi semangat, dan tidak melukai.
Perayaan keluarga kudus Nazaret hari ini adalah sebuah perayaan suka cita dan kegembiraan karena kita dipanggil sebagai keluarga-keluarga katolik. Itu adalah rahmat yang besar. Untuk menjadi keluarga katolik dengan segala kekurangannya, dengan segala tantangannya, tapi juga dengan segala harapan dan impian.
Yang paling penting adalah rumah dan keluarga adalah tempat dimana setiap orang berangkat untuk memulai sesuatu dalam hidupnya tapi juga tempat dimana dia harus kembali. Rumah adalah tempat memulai segalanya dan tempat kita kembali. Untuk mengalami kasih dan dan kebaikan.

Inti keluarga katolik adalah mengumpulkan yang terpisah dan menemukan kembali yang hilang. Semoga kita semua mencintai keluarga kudus Nazaret yang saling mencari, mengumpulkan dan membawa pulang mereka yang hilang.

Romo Kornelis Hardin Sebagai pastor kapelan di Stasi Merombok dalam kata sambutannya mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak uskup yang sudah mengunjungi kami. Dan merayakan ekaristi bersama kami distasi Merombok ini. Ini satu hal yang sungguh sangat luar biasa, bapa uskup ada ditengah-tengah umat stasi Merombok dengan mengedepankan pastoral kehadiran kata Romo Dino.

Gereja stasi Stasi Santa Theresia Kanak-Kanak Yesus Merombok Merombok umatnya dari hari ke hari mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat luar biasa. Posisi terakhir data kita di stasi ini adalah hampir 5000 umat, ada 27 Komunitas umat basis(KBG). Kisaran jumlah kepala keluarga tiap KGB diatas 20 bahkan ada yang sudah sampai 50 dan bulan januari ini ada beberapa yang KBG mengalami pemekaran, karena melihat jumlah kepala keluarganya sangat banyak. Ini satu hal yang luar biasa. Selain itu di Stasi ini ada beberapa sekolah SD, SMP, SMA dan SMK.

Keterlibatan umat dengan kegiatan-kegiatan di Gereja dan kegiatan-kegiatan yang lain, mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Kadang umat sering bertanya kapan Stasi ini jadi paroki. Saya menjawab pada saatnya nanti akan jadi Paroki katanya. Selain itu Pengelolaan keuangan dikelola sendiri demikian juga dengan pelayanan-pelayanan sakramen.

Romo Richardus Manggu (Vikjen) mewakili Uskup Labuan Bajo dalam kata sambutannya menyampaikan Dari keuskupan kami mengucapkan terima kasih atas keterlibatan kita semua dalam tahbisan uskup Labuan Bajo kemarin. Partisipasi itu berarti kita ambil bagian, aktif dan terlibat tidak hanya secara material tapi saya yakin dengan doa, segala bentuk perhatian dan kasih sayang untuk bapa uskup kita dan juga untuk keuskupan yang baru ini.

Hari ini kita merayakan pesta hari raya keluarga kudus. Bapa Uskup dalam khotbahnya tadi Sebetulnya inti dari Gereja adalah keluarga-keluarga. Sebagaimana dalam keluarga yang menjadi jiwa itu adalah komunikasi atau dialog yang penuh cinta, antara anggota, maka dalam kehidupan bersama sebagai satu keuskupan, partisipasi aktif yang penuh cinta juga maka menjadi sesuatu roh atau semangat, yang bisa menggerakkan kita untuk mencapai tujuan kita untuk hidup menggereja kata Romo Richard.

Ia menambahkan apa tujuan kita dalam kontek hidup menggereja dalam bahasa kitab sucinya adalah keselamatan. Bahasa umumnya adalah kesejahteraan lahir dan batin. Gereja katolik menyadari tidak pernah hidup di ruang yang kosong, kita hidup ruang yang penuh dengan berbagai hal yang lain. Ada budaya dan terima kasih untuk penerimaan adat yang sangat luar biasa.Selain itu kita hidup dalam sosial politik. Pilkada sudah selesai, mari kita hidup bersama lagi dan menghormati rambu-rambu demokrasi katanya.

Gereja Stasi Santa Theresia Kanak-Kanak Yesus Merombok adalah salah Stasi yang statusnya masih pra paroki dan rencanakan akan di jadikan paroki.

Selain merayakan perayaan ekaristi Uskup Labuan Bajo Mgr Maksimus Regus mengunjungi orang sakit di KBG Santo Mikael atas nama bapak Fransiskus Jemurut. Jefri Hampu ketua KBG Santo Mikael mengucapakan terima kasih atas kunjungan Bapa uskup ke KBG Santo Mikael. Semoga dengan kunjungan Yang Mulia Bapak Fransiskus Jemurut dapat sembuh dari penyakitnya dan imannya dikuatkan kata Jefri.

(Vinsensius Patno)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *