Lensaberita , Mojokerto – Melalui program SEHATI (Selasa Sehat Turunkan Stunting AKB dan AKI) dan SEJOLI (Selasa Sehat Jaga Lansia Mandiri), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus berupaya agar angka stunting terus menurun dan nihil.
Karena itu, Bupati gencar menyampaikan bahaya stunting, angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) hingga kesehatan lansia.
“Kata kunci stunting adalah kurang gizi. Secara lengkap, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis disertai infeksi yang berulang,” jelas Bupati Ikfina di Desa Kedunggede, Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto. Selasa (11/6/2024)
“Bahaya stunting, nanti ketika dewasa, kecerdasannya bisa lebih rendah 20% dari standart,” lanjutnya.
Dirinya juga memastikan, Ibu hamil tidak boleh kurang gizi yang bisa dilihat dengan cara ukur LILA tidak boleh kurang dari 23,5 cm.
“Setelah melahirkan bayi wajib diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, selanjutnya diberikan PMT dengan gizi seimbang tinggi protein sebagai zat pembangun,” kata Ikfina.
Selain itu, Bupati Ikfina juga menghimbau kepada para ibu balita dan kepada para lansia agar rutin ke Posyandu untuk mengikuti senam lansia sebagai kegiatan rutin yg bisa meningkatkan daya tahan tubuh juga menghilangkan stres.
Karena pada saat ini penyakit tertinggi adalah Hipertensi dan Diabetes Melitus, untuk itu dihimbau pada para lansia agar tetap memperhatikan pola makan sehat,”
“Lansia harus mandiri dalam melakukan aktifitas, maka perlu diperiksa rutin kesehatannya yakni TD, GDA, Cholesterol, UA,” pungkasnya.
(Nik/Wan/Tim)