Palembang, LensaBerita.Online,-
Reses tahap III anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Dapil 1 (Kecamatan IB I, IB II, Bukit Kecil, Gandus, SU I, SU II, Kertapati, Plaju dan Jakabaring) di kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi di Jalan Rambutan Palembang. Rabu (18/10/23).
“Pemerataan air harus dijaga, karena air itu sangat-sangat di perlukan di semua kalangan,” ungkap Koordinator reses yang juga ketua DPRD Provinsi Sumsel Hj Anita NoeringHati dari fraksi Golkar.
Pihaknya berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang untuk mengerti dan melihat kebutuhan masyarakat hingga ke level bawah sehingga pemerataan air harus betul-betul dijaga.
Untuk di perbatasan juga belum terjangkau.
“Palembang dan Banyuasin itu seperti yang kita ketahui tidak ada batasannya. Namun ada beberapa yang belum teraliri. Apalagi dapat informasi kalau debit air nya sudah cukup tinggi sehingga kami berharap kedepannya PDAM bisa lebih baik lagi,” paparnya.
Ketika ditanya terkait ada nya kenaikan sebesar 15 persen, kenaikan tersebut untuk masyarakat kalangan atas ia rasa tidak begitu keberatan. Namun untuk masyarakat ekonomi kebawah bisa disesuaikan.
“Saya sampaikan tadi, naiknya perklaster, subsidi silang ya, saya berharap untuk masyarakat yang memiliki rumah sangat sederhana kalau perlu tidak ada kenaikan,” harapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Musi Palembang, Andi Wijaya Adani mengatakan untuk kenaikan tarif air memang ada perklasternya. mulai dari 12,5 persen untuk masyarakat kecil, kemudian 15 persen hingga ada yang 17,5 persen.
“Untuk sambungan di perbatasan, Jika kita mampu kita layani. Kami juga telah bekerjasama dengan Banyuasin dan Ogan Ilir,” ujarnya.
Andi menjelaskan terkait sumbangan PDAM Tirta Musi ke PAD sebesar Rp 51 Milyar, sudah sesuai berdasarkan peraturan pemerintah yang mana 55 persen dari keuntungan kembali ke Pemkot kota Palembang.
“Sisa 20 persen untuk karyawan sebagai intensif, Kemudian 5 persen untuk Direksi, pengawas, dan komisaris sebagai tentiem. Lalu ada 4 persen untuk CSR dan dana cadangan kembali untuk sosial dan pendidikan,” jelasnya.
Perlu diketahui, PDAM Tirta Musi satu satunya di Indonesia yang mendapatkan pilot project dari World Bank untuk Indonesia.
“Intinya ada perubahan iklim dan ada masalah turunnya mutu lingkungan dan ada tangan operator air limbah. Meskipun kita masih kurang efisien baik dari sisi energi, maka dari itu kita perlu assessment, kemudian di buat strategic plan, dan kita berharap bisa tetap sustainable,” paparnya.
Kemudian dari sini pihaknya harapkan tetap sustainable, dan tetap memberikan service yang memuaskan dan pihaknya pun masih memberikan economic benefit.
“Disini yang terlibat adalah Pemerintah Pusat, lokal government, juga ada kiat-kiat yang merupakan organisasi di bawah Australia, ada World Bank dan ada Australian Water Association yang ikut juga disini,” pungkasnya.
(Yuliana)