Rahidin H Anang :Tim Kajian Destinasi Pariwisata Palembang Siap Memberikan Sumbangsih Pikiran, Kemampuan dan Pelatihan

  • Bagikan

Lensaberita.online – Tim Kajian Destinasi Pariwisata Kota Palembang dari berbagai akademisi Perguruan Tinggi di Kota Palembang melakukan audiensi dengan Komisi IV DPRD Kota Palembang, Kamis (30/1/2025).

Hadir Dr Rahidin H.Anang, MS (Pemrakarsa & Dosen UMP) bersama Ar. Riduan, S.T, M.T, IAI (Dosen Arsitek UMP), Dr. Sri Rahayu, SE., MM. (Ketua FORKETAS UMKM SUMSEL & Dosen UMP), Dr. Yetty Hastiana, M.Si. (Expert Lingkungan dan Ahli Pengelolaan SDA & LH), Merisha Hastarina, ST, M.Eng (Dosen Teknik Industri UMP), Dr. A. Jalaludin Sayuti, SE.,M.Hum.Res.M. (Dosen Administrasi Bisnis Polsri), Dr. Ir. Marhaini, MT. (Dosen Kimia Lingkungan), Hadli, SE, MSi. Dosen Universitas IBA), Kusnan, SE, MSc (Dosen Universitas IBA), Ikraam, S.E.,M.Si (Dosen Universitas IBA), Debby Fifiyanti,S.Par.,M.Sc ( Dosen Usaha Perjalanan Wisata Polsri) dan Nurvia Nathasya, SE.,M.M.Par (Dosen Usaha Perjalanan Wisata Polsri) serta Anggota Komisi IV DPRD Kota Palembang dan Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Drs. Kgs. H. Sulaiman Amin.

Pemrakarsa & Dosen UMP Kajian Destinasi Pariwisata Kota Palembang, Dr Rahidin H.Anang, MS mengatakan, audiensi pada hari ini adalah tim kajian destinasi kota Palembang itu untuk memberikan masukan kepada kawan-kawan anggota dewan terutama di komisi IV yang membidangi pariwisata, termasuk juga dengan Dinas pariwisata Kota Palembang.

“Kita punya keinginan bahwa kota Palembang ini menjadi kota destinasi pariwisata yang bersifat religius itu yang betul-betul terwujud,tidak hanya acungan jempol tapi betul betul di lapangan itu betul-betul bisa terbukti,” ujarnya.

“Kami kemarin sudah beberapa kali ke lapangan memang kenyataannya seperti itu bahwa kota Palembang ini tidak punya aset tentang pariwisata. Maka dari itu kita mengharapkan dengan ada pertemuan antara DPRD Palembang dengan kawan kawan Dinas pariwisata dalam hal ini mewakili Pemerintah Kota Palembang, ke depan ini saya kira sudah sudah sewajarnya kota Palembang dalam hal destinasi pariwisata itu mempunyai aset. Paling tidak ada MoU kota Palembang dengan pemilik destinasi. Sehingga kita kalau misalnya ada MOU ada kejelasan antara pihak-pihak terkait. Kita bisa akses ya, mungkin ada perbaikan, ada dana perbaikan dari Dinas pariwisata,” paparnya

Kemudian, sambung Rahidin, mungkin ada juga dana pengembangan, atau mungkin dan lain-lain. Ketika itu sudah ada di dalam suatu kejelasan antara pemilik destinasi dengan pemerintah kota Palembang dalam hal ini Dinas pariwisata, maka di situ kan jelas petugas pariwisatanya.

“Ketika ada petugasnya apakah itu guide, apa pelancong para turis kita juga mungkin dari dunia pendidikan tinggi untuk melakukan suatu training, atau ada satu pelatihan bagaimana menjadi pelayan pariwisata yang betul-betul profesional, yang punya etika, jangan asal asalan. Yang kita harapkan ke depan kalau sekarang kalau tidak ada petugas bagaimana memberikan suatu pelayanan untuk pelatihan. Siapa yang mau kita latih, ke depan kita harapkan dengan adanya dewan yang langsung memberikan masukan kepada dinas pariwisata, masalah anggaran, ternyata dewan sangat-sangat antusias untuk memberikan dukungan yang sangat luar biasa karena tahu pariwisata ini sumber PAD. Selain itu kita mempertahankan sejarah yang ada di di kota Palembang. Bagi masyarakat jelas hiburan atau hari lain ya dengan tempat pariwisata yang nyaman, enak, betul-betul layak. Saya kira ini untuk hiburan yang sangat luar biasa,” katanya.

“Tanggapan Dinas Pariwisata Palembang sangat sangat dia terima kasih dengan adanya tim kajian ini dia berterima kasih dan bahkan dia setuju untuk dibentuk lembaga atau forum. Artinya dewan sangat setuju tim ini akan dibentuk forum atau lembaga secara resmi. Sehingga ini betul-betul bisa menjadi lembaga yang memberikan masukkan kepada Dinas pariwisata sehingga terciptanya satu destinasi profesional,” tandasnya.

Ditempat yang sama, Dr. Yetty Hastiana, M.Si. (Expert Lingkungan dan Ahli Pengelolaan SDA & LH) sekaligus Dosen Universitas Muhammadiyah Palembang mengatakan, ini adalah menyatukan kesamaan persepsi, persamaan misi antar stakeholder.

“Satu sisi dari dewan kemudian dari dinas yang terkait langsung dengan operasional atau kegiatan atau UPTD. Kami sebagai komunitas atau kelompok masyarakat akademisi dan peran kami di sini adalah sebagai mediasi, sebagai fasilitator. Jadi kami bersedia dengan masing-masing kapasitas dan kompetensi yang kami miliki baik secara pribadi maupun berdasarkan kelembagaan,” bebernya.

“Jadi kami berdiri berbagai Universitas dan diketuai dan dimotori oleh Bapak Dr Rahidin H.Anang,. Peran kami disini kami memberikan sumbangsih, urun pikiran, urun kemampuan dan harapan kami di bidang wisata itu bukan hanya sekedar slogan. Nantinya jadi ini menjadi apa ya sumber kehidupan kalau saya katakan ini menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Palembang semua ada di situ, baik itu masyarakat pelaku usaha, masyarakat sosial semua termasuk wartawan di sini, jadi ada sumber berita. Harapan kita juga Sumatera Selatan menjadi manusia-manusia yang punya etika. etika berwisata dengan peran yang tadi dikatakan oleh dari dinas pariwisata katanya multipihak. Disini ada peran dunia pendidikan ada peran masyarakat, lingkungan, maka di sisi lingkungan ada peran dari masyarakat, ada peran dari pemuda. Jadi semua terlibat. Harapan kita ini bisa terwujud. Jadi jangan hanya selesai di pertemuan pada hari ini, kami berharap dari teman-teman media bisa mensinergiskan ini,” pungkasnya.

(Yuli)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *