Puluhan Komunitas Budaya Minta Ada Dinas Kebudayaan di Daerah

  • Bagikan
Foto oleh Ki Bagong Sabdo Sinukarto/ Dok. FPK Jatim

Mojokerto, lensaberita – Puluhan pimpinan komunitas budaya hari ini, minggu 15 Desember 2024 berkumpul di Pacet Mojokerto menyusun surat yang akan dikirim ke Presiden dengan harapan di masing-masing kota/kabupaten dan propinsi se-Indonesia mempunyai dinas kebudayaan yang berdiri sendiri.

Acara yang digelar Forum Pamong Kebudayaan (FPK) JawaTimur dan didukung oleh Yayasan Bimasakti Peduli Negeri diikuti oleh komunitas budaya dari Malang, Pasuruan, Nganjuk, Tulungagung, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan dan Blitar ini sepakat mendukung langka FPK untuk mengusulkan adanya dinas kebudayaan di daerah.

Ibnu Sunanto pimpinan Yayasan Bimasakti Peduli Negeri memaparkan jika ketahanan jebudayaan harus diutamakan sebagai salah satu komponen penting dari ketahanan nasional.

Pihaknya sangat mendukung upaya para budayawan untuk memperjuangkan dibentuknya dinas kebudayaan, sebelum kebudayaan nusantara terkikis dan kemudian musnah, dia mencontohkan nama dan bahasa, sudah hampir tidak ada orang tua yang memberi nama anaknya dengan nama khas daerah malah lebih cenderung menggunakan nama dan bahasa asing, termasuk nama tempat usaha.

“Kesalahan utama juga ada pada diri kita, contoh, dalam memberi nama tempat usaha jarang yang menggunakan nama dan bahasa lokal, ironinya malah beberapa pengusaha dari etnis lain lebih suka memakai nama Laris, Makmur, Lumintu dan lain-lain untuk nama usahanya” papar pria asli Yogyakarta ini.

Smentara itu, Ki Bagong Sabdo Sinukarto ketua FPK Jawa Timur merasa bersyukur atas dukungan para pimpinan komunitas Kebudayaan yang sepemikiran dengan FPK jika dinas kebudayaan di level Kota/Kabupaten serta Propinsi sangat diperlukan sebagai bentuk implementasi undang-undang Pemajuan Kebudayaan, apalagi saat ini sudah ada kementerian kebudayaan.

“Bersyukur sekali teman-teman sepimikiran dengan kami, jika Dinas Kebudayaan sudah selayaknya ada di setiap daerah” ujarnya.

Acara yang berlangsung gayeng diakhiri dengan penandatangan dukungan oleh 40 pimpinan komunitas kebudayaan. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *