SUMBA TIMUR, Lensaberita.online – Bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya Kabupaten Sumba Timur, kapal merupakan alat transportasi yang sangat dibutuhkan, namun tak jarang mereka kecewa karena petugas pelabuhan yang dinilai kurang mengerti mekanisme pelayanan publik.
Vina misalnya, warga Sumba Timur itu tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya dengan petugas Pelabuhan Waingapu yang memberikan informasi kurang jelas pada dirinya saat ia (Vina-red) memasuki gerbang pelabuhan Waingapu. Rabu (22/06/2022) sekira Pukul 04:20 pagi tadi.
Vina yang merupakan pengguna Tiket Online itu mengalami kesulitan saat dirinya masuk chek in untuk bisa naik kapal KM AWU, kenapa tidak? Awalnya Vina yang masuk dipintu gerbang utama sudah menunjukan Tiket Elektronik miliknya, kemudian dirinya diarahkan membeli karcis masuk didalam pelabuhan, saat Vina sampai ditempat chek in. Eh, dirinya malah disuruh oleh petugas untuk kembali menukarkan Tiket Elektronik yang sudah dibelinya ke Kantor Pelni Waingapu.
“Saya kecewa sekali dengan petugas disini, seharusnya petugas pertama yang melayani saya karcis tadi ngasi saya informasi bahwa tiket elektronik harus di tukar dulu di Kantor Pelni, saya harus kehilangan banyak waktu lagi karena harus ke Kantor Pelni untuk tukar tiket elektronik saya, karena jarak pelabuhan dengan Kantor Pelni lumayan jauh,” ujar Vina penumpang route Waingapu-Kupang dengan penuh kekecewaan.
Vina juga komplain kepada penjual Tiket Online tersebut karena tidak memberitahukan dirinya kalau Tiket Elektronik harus ditukar di Kantor Pelni. Dengan rasa kecewa, Vinapun pergi ke Kantor Pelni untuk tukar Tiket Elektronik tersebut. Akibatnyapun vina naik kapal dan tidak mendapatkan tempat tidur lagi.
Saat dikonfirmasi ke Loket penjual Tiket Online, Junu Jaka Tamu selaku petugas penjualan menyebut bahwa, selama ia (Junu-red) menjual Tiket Elektronik belum ada yang komplain seperti ini. Dipaparkan Junu kembali, bahkan ada yang bermodalkan kode booking saja bisa lolos tanpa print di Kantor Pelni.
Lebih lanjut junu menyampaikan kemungkinan besar Petugas Pelabuhan yang kurang paham dan tidak mau belajar.
Reporter : Ikzed(Kaperwil-NTT)/Editor:Zulkifli