Pemkot-KKP RI Sosialisasikan Penerapan Bioteknologi HPI untuk Peningkatan Gizi

  • Bagikan

 

lensaberita.com Kota Pekalongan 28/5/2024 Menjadi kota yang ditunjuk sebagai pilot project pembangunan unit Hidrolisat Protein Ikan (HPI), bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Pekalongan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP)  menyelenggarakan sosialisasi penerapan bioteknologi HPI untuk peningkatan gizi dan kecerdasan anak, Selasa (28/5/2024) di Technopark setempat.

Kepala DKP Kota Pekalongan, Sugiyo mengatakan bahwa pada kegiatan ini, peserta diberikan sosialisasi pentingnya mengkonsumsi ikan, jenis produk ikan dari unit HPI serta praktik membuat cemilan menggunakan tepung ikan. “Kami ucapkan terima kasih juga kepada Dirjen PDSPKP yang telah membersamai kami dalam pelaksanaan kegiatan ini. Hari ini kita libatkan beberapa lintas sektoral karena ini sasarannya untuk kesehatan dan kecerdasan anak maka kami mengundang Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, kader Posyandu, Puskesmas dan UMKM pengolahan,” terangnya.

Dikatakan Sugiyo, sosialisasi ini sebagai upaya penguatan pendayagunaan dan pemanfaatan produk HPI yang mana unitnya akan dibangun pada bulan Juni atau Juli mendatang. Nantinya unit yang akan dibangun di area Technopark tersebut akan menghasilkan produk HPI berupa tepung ikan yang direncanakan mampu memporisi 2 ton tepung ikan setiap bulannya. “Setelah adanya sosialisasi ini, tepung HPI lebih memasyarakat sehingga setelah unit dibangun, mulai beroperasi dan produksi pada bulan Desember mendatang dan bisa didapat di Technopark, masyarakat bisa langsung paham bahwa semua jenis olahan makanan bisa ditambahkan kandungan ikan, dengan penambahan tepung yang sudah di hidrolisat ini,” tandasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pada tahun 2022 tingkat konsumsi ikan di Kota Pekalongan yakni 32,7 kilogram/kapita dimana angka tersebut lebih rendah dibandingkan di tingkat Provinsi Jawa Tengah 37 kilogram/kapita dan tingkat nasional 55 kilogram/kapita, padahal potensi perikanan di Kota Pekalongan cukup tinggi. Oleh sebab itu, Sugiyo berharap masyarakat yang saat ini tidak nyaman konsumsi ikan secara langsung atau utuh dapat bergeser menggunakan alternatif lain melalui HPI. “Tepung ikan ini bisa digunakan untuk campuran makanan selain itu juga bisa dikonsumsi menjadi susu ikan, meskipun berbahan baku ikan, aroma dari tepung tersebut tidak amis. Untuk harga karena ini sebagai bahan pangan, tidak terlalu mahal, akan kita kaji dan buat standar terlebih dahulu,” sambungnya.

Sementara itu, Direktur Bina Mutu Dirjen PDSPKP KKP, Ines Ramaniya mengatakan bahwa HPI ini berangkat dari banyak ikan non ekonomis pada masa panen atau melimpah tidak dapat dimanfaatkan dengan baik karena membutuhkan ruang besar untuk penyimpanan. “Untuk di Kota Pekalongan, KKP ingin memberikan nilai tambah produk dari sumber ikan yang ada sehingga dibangun unit pengolahan ikan untuk hidrolisat protein tersebut, tahun ini akan segera direalisasikan, salah satunya untuk penanganan stunting yang masih menjadi perhatian pemerintah. Kami mencoba bergerak bersama mewujudkan generasi yang lebih sehat di masa datang dan di Kota Pekalongan masih ditemukan kasus stunting, ini menjadi salah satu solusi ketika orang tidak suka makan ikan karena amis atau alasan lain dengan ekstrak hidrolisat protein rasa aroma kita tekan,” bebernya.

Ines berharap, setelah berproduksi, masyarakat Kota Pekalongan bisa menangkap peluang baik ini untuk meningkatkan konsumsi ikan pungkasnya.

Nail

(DI KOMINFO KOTA PEKALONGAN)-KKP RI Sosialisasikan Penerapan Bioteknologi HPI untuk Peningkatan Gizi

lensaberita.com Kota Pekalongan 28/5/2024 Menjadi kota yang ditunjuk sebagai pilot project pembangunan unit Hidrolisat Protein Ikan (HPI), bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Pekalongan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP)  menyelenggarakan sosialisasi penerapan bioteknologi HPI untuk peningkatan gizi dan kecerdasan anak, Selasa (28/5/2024) di Technopark setempat.

Kepala DKP Kota Pekalongan, Sugiyo mengatakan bahwa pada kegiatan ini, peserta diberikan sosialisasi pentingnya mengkonsumsi ikan, jenis produk ikan dari unit HPI serta praktik membuat cemilan menggunakan tepung ikan. “Kami ucapkan terima kasih juga kepada Dirjen PDSPKP yang telah membersamai kami dalam pelaksanaan kegiatan ini. Hari ini kita libatkan beberapa lintas sektoral karena ini sasarannya untuk kesehatan dan kecerdasan anak maka kami mengundang Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, kader Posyandu, Puskesmas dan UMKM pengolahan,” terangnya.

Dikatakan Sugiyo, sosialisasi ini sebagai upaya penguatan pendayagunaan dan pemanfaatan produk HPI yang mana unitnya akan dibangun pada bulan Juni atau Juli mendatang. Nantinya unit yang akan dibangun di area Technopark tersebut akan menghasilkan produk HPI berupa tepung ikan yang direncanakan mampu memporisi 2 ton tepung ikan setiap bulannya. “Setelah adanya sosialisasi ini, tepung HPI lebih memasyarakat sehingga setelah unit dibangun, mulai beroperasi dan produksi pada bulan Desember mendatang dan bisa didapat di Technopark, masyarakat bisa langsung paham bahwa semua jenis olahan makanan bisa ditambahkan kandungan ikan, dengan penambahan tepung yang sudah di hidrolisat ini,” tandasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pada tahun 2022 tingkat konsumsi ikan di Kota Pekalongan yakni 32,7 kilogram/kapita dimana angka tersebut lebih rendah dibandingkan di tingkat Provinsi Jawa Tengah 37 kilogram/kapita dan tingkat nasional 55 kilogram/kapita, padahal potensi perikanan di Kota Pekalongan cukup tinggi. Oleh sebab itu, Sugiyo berharap masyarakat yang saat ini tidak nyaman konsumsi ikan secara langsung atau utuh dapat bergeser menggunakan alternatif lain melalui HPI. “Tepung ikan ini bisa digunakan untuk campuran makanan selain itu juga bisa dikonsumsi menjadi susu ikan, meskipun berbahan baku ikan, aroma dari tepung tersebut tidak amis. Untuk harga karena ini sebagai bahan pangan, tidak terlalu mahal, akan kita kaji dan buat standar terlebih dahulu,” sambungnya.

Sementara itu, Direktur Bina Mutu Dirjen PDSPKP KKP, Ines Ramaniya mengatakan bahwa HPI ini berangkat dari banyak ikan non ekonomis pada masa panen atau melimpah tidak dapat dimanfaatkan dengan baik karena membutuhkan ruang besar untuk penyimpanan. “Untuk di Kota Pekalongan, KKP ingin memberikan nilai tambah produk dari sumber ikan yang ada sehingga dibangun unit pengolahan ikan untuk hidrolisat protein tersebut, tahun ini akan segera direalisasikan, salah satunya untuk penanganan stunting yang masih menjadi perhatian pemerintah. Kami mencoba bergerak bersama mewujudkan generasi yang lebih sehat di masa datang dan di Kota Pekalongan masih ditemukan kasus stunting, ini menjadi salah satu solusi ketika orang tidak suka makan ikan karena amis atau alasan lain dengan ekstrak hidrolisat protein rasa aroma kita tekan,” bebernya.

Ines berharap, setelah berproduksi, masyarakat Kota Pekalongan bisa menangkap peluang baik ini untuk meningkatkan konsumsi ikan pungkasnya.

Nail

(DI KOMINFO KOTA

PEKALONGAN)


  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *