Gombong, LensaBerita.Online,-
Berdasarkan sejarah, Pendidikan bidan di Indonesia pertama kali dibuka pada tahun 1851 oleh seorang dokter militer Belanda (DR. W. Bosch) di Batavia, namun pendidikan ini tidak bertahan lama karena kurangnnya peserta didik.
Setengah abad kemudian, Rumah Sakit Militer tergerak untuk membuka kembali sekolah bidan pada tahun 1902, dimana lulusan dari sekolah tersebut di sebar ke beberapa tempat yang membutuhkan untuk menolong masyarakat yang kurang mampu secara cuma-cuma dengan hadiah dari pemerintah berupa tunjangan sebanyak kurang lebih 15-25 gulden setiap bulan.
Tahun 1935 pemerintah colonial Belanda sedang genjar-genjarnya mengembangkan Pendidikan bidan dengan mendidik bidan lulusan SLTP bagian B (setingkat SMP) untuk menjadi bidan.
Selaras dengan hal ini pula akhirnya dibuatlah sebuah aturan yang membedakan lulusan bidan berdasarkan latar belakang yang digunakan untuk menentukan standar gaji pokok dan tunjangan, Bidan lulusan Mulo (SLTP bagian B) dengan lama menempuh Pendidikan selama 3 tahun disebut bidan kelas satu sedangkan bidan lulusan sekolah perawat di sebut bidan kelas dua.
Dikemudian hari, tepatnya setelah kemerdekaan Indonesia yakni pada tahun 1950- 1953, dibuka kembali pendidikan bidan yang diperuntukkan untuk lulusan SMP dengan masa pendidikan selama tiga tahun, dimana pada tahun yang sama pula dibuka pendidikan pembantu bidan atau yang disebut Penjenang Kesehatan E sampai pada tahun 1976 akibat adanya fenomena baby boomers (ledakan angka kelahiran) yang mengakibatkan kebutuhan angka tenaga pembantu persalinan bertambah.
Ditahun 1951 terjadi untuk pertama kalinya konferensi bidan yang menjadi penanda bahwa profesi bidan sudah mulai diakui oleh negara secara resmi. Konferensi tersebut menghasilkan organisasi profesi bidan yang di beri nama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) yang disahkan satu tahun berikutnya tepatnya pada tanggal 15 oktober 1954 IBI menjadi organisasi berbadan hukum dan sudah terdaftar dalam lembaga negara nomor: J.A.5/92/7 (kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia).
Tujuan di dirikan nya IBI yaitu untuk menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan serta kaum wanita pada umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.
Pendidikan bidan terus mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan, terbukti dengan mulai dibukanya pendidikan diploma III kebidanan pada tahun 1996 dengan menggunakan kurikulum nasional di enam provinsi dengan calon peserta didik dari SMA dan terus berkembang ke arah yang lebih baik dalam pendidikan kebidanan untuk menghasilkan bidan yang kompeten dan berkualitas, pada tahun 2006 untuk pertama kalinya di buka pendidikan bidan S2 di Universitas Padjadjaran dan di susul tahun dibukanya pendidikan S1 Kebidanan pada tahun 2008 dan akan terus berkembang lagi menjadi lebih baik demi mewujudkan Indonesia emas tahun 2045.
Oleh:
Wulan Rahmadhani ,S.ST.,M.M.R.,Dr.PH
Awit Aulia, Siti Faridatun,Yusronisa Nur
Universitas Muhammadiyah Gombong Prodi S1 Kebidanan