Palembang, LensaBerita.Online,-
Puluhan massa aksi dari Koalisi Rakyat Bawah (KRB) mendatangi kantor PT. PUSRI Palembang untuk menyampaikan aspirasi lewat aksi demo pada, Rabu (10/01/24).
Aksi demo Koalisi Rakyat Bawah ini terkait adanya dugaan indikasi pencemaran lingkungan dan pedemo juga ingin mempertanyakan prihal pembangunan Pabrik PT. PUSRI.
Adapun Koalisi Rakyat Bawah ini terdiri dari beberapa elemen organisasi seperti Pembela Suara Rakyat (PSR), Organisasi Macan Tutul dan Masyarakat Sadar Korupsi Indonesia (MSK-I).
Untuk diketahui bahwa aksi demo Koalisi Rakyat Bawah ini disambut oleh Manajer Security dan Humas PT. PUSRI serta puluhan warga yang diklaim berasal dari unsur pemerhati lingkungan di seputaran PT. PUSRI. Adapun aksi demo dari Koalisi Rakyat Bawah diarahkan untuk dilakukan dialog atau audiensi.
Juru bicara Koalisi Rakyat Bawah, Mukri AS dalam penjelasannya menyampaikan, bahwa organisasi Koalisi Rakyat Bawah yang merupakan barisan dari beberapa organisasi dalam hal ini sebenarnya ingin menyampaikan aspirasi terkait adanya dugaan indikasi pencemaran lingkungan dan mempertanyakan prihal pembangunan Pabrik PT. PUSRI.
Tetapi karena dalam pertemuan dialog itu tidak ada pihak PT. PUSRI yang berkompeten untuk menjawab pertanyaan dari Koalisi Rakyat Bawah, maka pihaknya tidak mengajukan inti pertanyaan.
“Saya rasa sampai disini saja penyampaian sambutan dari saya. Berhubung tidak ada pihak yang berkompeten untuk menjawab dalam dialog ini, maka kita izin membubarkan diri,” kata Mukri.
Perwakilan koalisi rakyat bawah komunitas penggiat demokrasi Macan Tutul Nopri, mengatakan jika audiensi ini sebenarnya tidak tepat dilakukan dialog karena perwakilan PT. PUSRI tidak ada yang berkompeten untuk menyampaikan jawaban atas pertanyaan dari massa aksi pedemo.
“Seharusnya yang hadir disini adalah unsur pimpinan yang benar-benar berkompeten untuk menjawab langsung apa saja yang akan kita ajukan pertanyaan. Tapi disini kita tidak perlu berpanjang lebar untuk berdebat karena yang hadir tidak berkompeten untuk menjawabnya,” ujar Nopri
Nopri menambahkan bahwa dalam dialog tadi ternyata pihaknya dihadapkan dengan perwakilan PT. PUSRI dan perwakilan organisasi dan masyarakat yang katanya pemerhati lingkungan di seputaran radius 2 KM dari Pabrik PT. PUSRI.
“Ada apa ini, kok ramai-ramai PT. PUSRI menghadapkan kepada kita puluhan orang yang katanya perwakilan dari masyarakat pemerhati lingkungan yang berada di seputaran pabrik PUSRI. apakah kita mau dibenturkan, jangan-jangan diduga masyarakat itu bagian dari preman yang mau mengintimidasi kita,” ujar Nopri.
Menurutnya bahwa pada hari ini kami dari koalisi rakyat bawah kecewa dengan pihak PT PUSRI karena gagal melakukan aksi unjuk rasa diarahkan untuk berdialog oleh orang yang mengenakan tanda pengenal dari PT PUSRI namun dia mengatakan dari anggota LSM
“Yang menarik perhatian kami apakah PT PUSRI ini diduga di backup oleh oknum preman?. Karena terlihat jelas kami disambut di lapangan dengan aura yang tidak sedap.
“Demi kemanusiaan kami tidak menyerah sampai disini Senin kami akan melakukan aksi kembali dengan massa yang lebih besar dua ratus (200) orang untuk mengepung PT PUSRI,” ujar Nopri
Sementara perwakilan Humas PT. PUSRI yang tidak mau menyebutkan namanya saat dimintai keterangan terkait audiensi tersebut mengatakan kepada wartawan bahwa pada intinya PT. PUSRI membuka setiap proses dialog.
“Pagi ini dialog telah dilaksanakan. Pada pertanyaan itu pada prinsipnya PT. PUSRI bergerak, berjalan atau beroperasi selalu tunduk terhadap peraturan yang berlaku. Intinya seperti itu, bahwa dalam 2 tahun ini PT. PUSRI berturut-turut mendapatkan Proper Emas itu sudah menjadi indikator, tanda yang sudah dinilai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan masyarakat pun ikut menilai,” pungkasnya.
(Yuliana)