KKMI Kabupaten Pasuruan Beri Penjelasan Terkait Diskualifikasi Peserta Porseni 2025

  • Bagikan
Pembukaan Porseni MI Kabupaten Pasuruan 2025 di Kecamatan Prigen

Pasuruan, lensaberita – KKMI (Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah) Kabupaten Pasuruan memberikan keterangan mengenai terdiskulifikasinya beberapa peserta atau kontingen pada lomba Porseni (Kompetisi Pekan Olahraga dan Seni) Madrasah Ibtidaiyah (MI) tingkat Kabupaten Pasuruan yang diselenggarakan tanggal 22-23 April 2025 di Pecalukan Kecamatan Prigen lalu.

Hariyono Ketua KKMI Kabupaten Pasuruan menyampaikan jika kontingen yang didiskualifikasi terindikasi melanggar juknis saat lomba. Yakni, peserta sudah kelas VI (enam).

“Kita hanya melaksanakan sesuai dengan Juknis yang dari provinsi. Salah satu persyaratannya yaitu peserta kelas 2 sampai kelas 5,” ujar Hariyono pada Jumat (2/5/2025) sore.

Mengenai baru diketahui ada pelanggaran juknis saat komba dimulai, padahal proses verifikasi terakhir peserta adalah tanggal 17 April 2025, Hariyono mengutarakan bahwa hal itu akan menjadi catatan khusus bagi pihaknya.

“Memang kemarin itu di juknis tidak sampai mengecek atau verifikasi sampai di EMIS (Education Management Information System). Hanya melampirkan fotocopy raport dan lainnya,” papar Hariyono.

Selain itu, keterbatasan jumlah anggota guna memverifikasi berkas peserta juga menjadi salah satu penyebab.

Namun, lanjutnya, hal ini akan menjadi perhatian khusus. “Nanti akan kita evaluasi kembali, agar di tahun pelaksanaan Porseni berikutnya bisa meminimalisir kesalahan,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Kepala MIN 2 Pasuruan ini.

Dirinya juga menyampaikan rasa berterimakasih atas kritik dan saran dari beberapa pihak.

“Semoga Porseni selanjutnya bisa menjadi lebih baik lagi,” pungkas Hariono.

Sebagai informasi, polemik lomba Poeseni sempat mencuat lantaran sejumlah kontingen dari cabang olahraga (cabor) badminton, bola voli, pencak silat dan juga lompat jauh sempat dibuat kecewa oleh keputusan pihak panitia.

Kekecewaan itu dirasakan oleh beberapa orang tua peserta. Mereka menilai panitia terlambat dalam mengambil keputusan diskualifikasi karena lomba sudah berjalan. Bahkan, sebelumnya peserta juga sudah dinyatakan lolos verifikasi.

(Tim/*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *