Pasuruan, lensaberita – Mocas (15) tersenyum bahagia saat menerima bantuan sepeda yang rencananya bakal dipakai untuk berangkat ke sekolah. Kini, dirinya tak perlu lagi berjalan kaki hingga 5 kilometer untuk mendapatkan pendidikan.
Mocas, yang merupakan siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Prigen menerima bantuan berupa sepeda baru dari Yayasan Sosial 14 Teladan pada Selasa (31/12) siang.
Diketahui, Mocas merupakan anak piatu. Ayah kandungnya juga telah tidak bersamanya lagi, sehingga ia kini tinggal bersama ayah tiri dan adik tirinya di sebuah rumah kos. Sang ayah tiri bekerja sebagai buruh di bengkel mobil di daerah Pandaan, sehingga kondisi ekonomi keluarga tergolong sulit.
Melihat situasi tersebut, pihak sekolah menyampaikan kebutuhan Mocas kepada Yayasan Sosial 14 Teladan. Respon cepat diberikan oleh komunitas anak muda tersebut dengan menggalang donasi dari masyarakat dan para donatur. Setelah dana terkumpul, sepeda baru berhasil dibelikan dan diserahkan langsung kepada Mocas.
“Terima kasih banyak kepada 14 Teladan yang telah mensupport anak didik kami, Mocas, dalam bentuk bantuan sepeda untuk sekolah. Semoga bantuan ini bermanfaat dan Mocas bisa terus bersekolah hingga menjadi anak yang sukses di masa depan,” ujar Al Maududi, salah satu guru di SMP Taman Dewasa Prigen.
Bantuan ini diharapkan mempermudah Mocas untuk bersekolah, mengingat jarak rumahnya ke sekolah yang jauh ditambah medan jalan yang menanjak.
Selain itu, diharapkan menjadi motivasi bagi Mocas untuk terus bersekolah dan menggapai cita-cita, sekaligus menjadi contoh nyata bahwa gotong royong masyarakat dapat membawa perubahan positif dalam kehidupan seseorang.
Sementara, koordinator 14 Teladan, Mas Ali, menjelaskan bahwa yayasan ini berfokus pada kegiatan sosial yang belum tersentuh oleh pihak lain atau belum maksimal dilakukan oleh lembaga pemerintah.
“Baksos berupa sembako untuk lansia sebatang kara, janda miskin, dan disabilitas adalah kegiatan rutin kami,” ungkapnya.
“Selain itu, kami memperjuangkan pos-pos yang belum tersentuh atau kurang maksimal penanganannya oleh pemerintah atau lembaga lain,” pungkas Mas Ali. (*)