Banyuwangi,lensaberita.online- Gerakan Preman Sangar (GPS) kembali berulah. Satu area Masjid dan satu area pemakaman menjadi serangan gempur gerakan preman sangar. Gerakan Preman Sangar (GPS) datang dalam jumlah besar dan bersama sama melakukan kerja bakti membersihkan Masjid serta tempat pemakaman yang memang tidak berjauhan jarak antara kedua target gempuran (sebutan untuk lokasi kerja bakti).
Sebelumnya diketahui Gerakan Preman Sangar (GPS) merupakan gerakan berbasis preman kampung yang merasa lelah dianggap sebagai sampah masyarakat, Gerakan Preman Sangar (GPS) bertekad ingin menjadi masyarakat yang bermanfaat bagi masyarakat lainya.
Tekad tersebut di amini oleh Pangdam V Brawijaya yang khusus datang untuk memberi wejangan langsung kepada para preman agar menjadi warga negara yang lebih bermartabat. Seolah ingin membuktikan komitmen kepada Pangdam V Brawijaya yang sebelumnya memang telah dianggap sebagai sosok serta bagian terpenting dari gerakan preman sangar.
“Benar hari ini kami bergerak serentak di wilayah kecamatan Glagah. Hadir sekitar 300 anak asuh Panglima Kodam V Brawijaya (sebutan kebanggan anggota gerakan preman sangar). Kami bersenjata lengkap seperti biasanya. Mengejutkan ternyata konvoi kami sudah dinanti oleh preman sangar yang berasal dari kampung kampung sekitar kecamatan Glagah. Kami sempat berhenti memastikan mas, kami kawatir kami sedang dihadang oleh pihak lain untuk diajak tawuran. Masyaallah mas, ternyata mereka datang dengan senjata yang sama yakni sapu, skop sampah dan alat alat kerja bakti lainya,” ucap Sholehudin ketua GPS.
“Akhirnya, kami pun bersama sama membersihkan Masjid dan pemakaman di wilayah saudara saudara kami yang baru kami temui hari ini, dan ternyata se-visi dengan kami yakni kami semua ingin menjadi manusia yang bermanfaat.” lanjut Sholehudin ketua umum GPS saat ditemui di saungnya.
Saat disinggung mengenai dampak besar setelah didatangi Pangdam V Brawijaya, Sholehudin pun menjelaskan bukan main main mas dampaknya bahkan banyak daerah lain ingin segera buka GPS.
“Dampak besar sangat kami rasakan mas, sangat besar. Ada beberapa wilayah lain sudah mendaftarkan dirinya untuk bisa bergabung bersama kami sebagai GPS. GPS sangat dikenal saat ini mas, bahkan kami dinanti masyarakat yang ingin bersua serta berharap dapat segera mendapat jadwal kerja bakti bersama kami.
“Masyarakat sangat antusias dengan kehadiran kami, kami seperti hiburan baru buat mereka mas. Bayangkan mas, kami bertindik, rambut berwarna, tato dijidat, lengan, kaki, ealah kok kami sangu sapu, kemoceng, dll. Masyarakat pasti ngakak mas, dan mereka pun bangga melihat kami. Tidak jarang kopi serta temanya yang lain pun di giring ke kami mas, sembari mereka ingin menyapa dan melampiaskan penasaran ke kami,” cerita Sholehudin.
Gerakan Hari ini sengaja dan khusus kami hadiahkan kerja keras kami untuk BAPAKE PREMAN. Ini adalah komitmen serta bentuk pengabdian dari anak anak Pangdam V Brawijaya. anak anake jenengan akan terus membaik, kami akan buktikan bahwa bapak tidak salah angkat kami sebagai anak.” Imbuh sholeh dengan nada sangar dan menunjuk ke arah kamera team media
Teringat jelas di otak kami beliau memberi nasehat kepada kami, bahkan saat hujan turun beliau tetap memberi wejangan kepada kami. Iya mas saat itu kami melihat beliau basah kuyup akibat 1 jam diguyur hujan saat menasehati kami (momentum ultah LAN Banyuwangi).
“Hari ini kami ingin buktikan kepada beliau yang sudah kami beri jabatan khusus sebagai BAPAK’E GPS, disini anak anak mereka akan terus berjuang untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Dimulai dari hal hal sederhana contohnya yakni gerakan membersihkan are Masjid dan area pemakaman menjelang bulan puasa tahun ini. Kami doakan semoga beliau selalu sehat, apa yang diperjuangkan dapat terwujud, dan tetap berjaya,” pungkas Sholehudin sembari mengamini doanya. (Jo)