Gara- Gara Kena Pentalan Bola , Anak Sekolah Dasar Alami Trauma

  • Bagikan

Banyuwangi,Lensaberita.online – Seorang wali murid di SDN 1 Kalipuro menjadi sorotan setelah diduga terlibat dalam insiden pemukulan terhadap teman anaknya di sekolah. Peristiwa ini terjadi pada Jumat (11/8/23) pukul 10:30 selama jam istirahat.

Korban, Inisial RK, menjelaskan kepada awak media bahwa dia sedang bermain bola karet saat bolanya terpental tanpa sengaja mengenai adik kelasnya. Hal ini membuat adik kelasnya menangis. Ibu yang merupakan wali murid anak tersebut masuk kehalaman sekolah dengan marah dan memukul kepala RK sampai beberapa kali serta mencolok mata RK.

“Habis itu ibunya datang langsung marah sama saya,sambil memukul kepala saya beberapa kali, terus mata saya dicolok,”kata RK, Sabtu (12/08/2023).

Sementara Orang tua korban, Berinsial RB, merasa marah dan tidak terima atas tindakan tersebut. Mereka mengatakan bahwa mereka akan memberi waktu selama 24 jam, dan jika tidak ada niat baik dari pelaku, mereka akan melaporkan tindakan kekerasan terhadap anak mereka ke polisi.

“Jelas saya tidak terima, saya akan nunggu sampai 24 jam, jika tidak punya itikat baik, saya akan melaporkan tindakan kekerasan terhadap anak saya ke Polisi,”tegas RB orang tua Korban.

Menurut keterangan dari RB, insiden bermula ketika anak korban sedang bermain bola karet dan tidak sengaja mengenai anak dari pelaku yang diduga wali murid, berinisial ST. Akibatnya, ST memukul kepala anak korban tiga kali

” Dan bahkan berusaha mencolok mata anak korban dengan jarinya,”ucapnya.

Disisi lain, Kepala sekolah SDN 1 Kalipuro, Sunarto, mengakui adanya insiden pemukulan ini. Dia mengatakan bahwa insiden ini terjadi karena saat RK bermain bola karet, bola tersebut terpental mengenai kepala anak ST yang diduga pelaku.

“Saya menyayangkan insiden ini terjadi di SDN 1 Kalipuro. Meskipun sekolah kami terkenal ramah, saya tetap memberikan himbauan kepada para wali murid untuk tidak masuk ke halaman sekolah,” ungkap Sunarto.

Dalam kasus ini, anak korban mengalami trauma akibat tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh ST. Korban akhirnya menceritakan insiden tersebut kepada orang tuanya, yang kemudian membuat kasus ini menjadi perhatian publik.

Di tempat yang sama, ST diduga pelaku pemukulan, mengakui kesalahannya atas perbuatannya menjelaskan, bahwa kejadian itu dia sontak karena melihat anaknya menangis, ia mengaku hanya mendorong kepala korban dua kali.

“kejadian itu saya sontak dan akhirnya saya mendorong kepala RK dua kali,”pungkas ST.

Tim

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *