Nagan Raya, Asatu.top – Dinas Kelautan Perikanan dan Pangan (DKPP) Nagan Raya melakukan inovasi dengan Strategi transformasi hulu hilir perikanan budidaya di kabupaten itu.
Strategi ini untuk mewujudkan efektivitas, efisiensi, berkualitas, integrasi dan optimalisasi pelaksanaan poduksi dan pemasaran sektor perikanan.
Sehingga dapat berkontribusi secara signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan serta menurunkan angka stunting dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Nagan Raya.
Kadis Kelautan Perikanan dan Pangan Nagan Raya, Azman SHut mengatakan, Nagan Raya memiliki potensi alam yang mendukung untuk penerapan pola integrasi perikanan budidaya.
“Inovasi ini sangat bermanfaat terutama bagi petani ikan,” kata Azman kepada wartawan, Selasa 8 Oktober 2024.
Saat ini, kata Azman, pembudidaya ikan sangat kesulitan untuk mendapatkan benih ikan unggul karena kurang kesediaan, bahkan ikan terpaksa dibeli di luar Nagan Raya, seperti Aceh Tengah dan Ujong Bate, Banda Aceh.
“Ini harus direspon secara aksi, bahwa Nagan Raya memiliki balai benih ikan yang harus juga memproduksi benih ikan unggul,” ujarnya.
Ia menyebutkan, kesediaan kebutuhan di tingkat petani ikan, satu siklus benih unggul yang dibutuhkan oleh petani sebanyak 6,8 juta benih.
“Sedangkan hari ini balai benih ikan kita baru memproduksi 300 ribu dan ini akan kita ubah pola kerjanya dengan regulasi penjualan restribusi dengan Peraturan Bupati (Perbup) harus kita benahi, sehingga ada payung hukum untuk memproduksi benih sesuai dengan harapan masyarakat,” sebutnya.
Terkait kekurangan pakan yang belum bisa dipenuhi ditingkat lokal harus ditingkatkan melalui kerja sama dengan pihak pengusaha melalui pola CSR, sehingga petani ikan bisa mendapatkan pakan kesediaan dan ketentuan harga.
Kita juga akan memperbaiki layanan teknologi budaya, baik pendampingan maupun pelatihan,” jelasnya.
Dari hilir hasil produksi nanti para petani mudah mendapatkan pasar dan akan membentuk pemasaran yang marketing E-Digital melalui market place, sehingga akses pasar bisa diperluas tidak hanya di barat selatan tapi bisa di luar Aceh nantinya.
“Hasil pendataan kolam di tiga kawasan yakni Kecamatan Beutong, Seunagan Timur dan Seunagan, ada sebanyak 1.400 kolam rakyat dengan jumlah petani ikan 457 orang petani.
Ini jumlah yang sangat besar, bila ini dikelola dengan baik akan memberikan dampak pemberdayaan ekonomi di tingkat masyarakat,” sebutnya.
Ia menambahkan, hal itu juga tidak terlepas dari bimbingan teknis, pendampingan dan penyuluhan dari pemerintah.
“Inovasi yang kita hadirkan kita akan buat jaringan pemasaran yang digital, pihak konsumen bisa memesan benih ikan melalui market place sehingga pasar bisa kita pertemuan antaran produsen dengan petani dan konsumen melalui digital,” tambahnya.
Biro:
Abdul m.