Bayi Meninggal Saat Persalinan di RSUD Jombang

  • Bagikan

Jombang, Lensaberita.online RSUD Kabupaten Jombang kini mendapat sorotan tajam dari Nitizen atau pengguna medsos. Hal itu terjadi akibat dari pelayanan buruk yang diberikan kepada pasien yang hendak melahirkan, Rohmah Roudlotul Janah (29) warga Dusun Slubuk, Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jabang, Jawa Timur.

Ibu mudah yang sudah lama menantikan persalinannya ini harus rela dan ikhlas kehilangan buah hatinya, akibat dari proses kelahiran yang mengalami kendala akibat bayi yang dilahirkan wanita ini meninggal akibat bahunya terjepit, bahkan Petugas terpaksa memotong bagian anggota tubuh sang jabang bayi malang tersebut.

Dari informasi yang diberikan seorang kerabatnya, bahwa Rohmah pada tanggal (28/07/2022) hendak melahirkan di Puskesmas di Sumobito, setelah melalui beberapa tahapan kemudian petugas merujuk pasien ke RSUD Jombang.

Setibanya di RSUD, wanita ini justru malah mendapatkan pelayanan kelahiran secara normal bukan operasi Caesar.

Yopi Widyanto (29) suami wanita yang melahirkan membenarkan kejadian tersebut dan menceriterakan kronologisnya. Bahwa isterinya mengalami kontradiksi dan dibawa ke Puskesmas Sumobito, pada hari Minggu (31/07/2022) jam 8,30 Wib, kemudian dirujuk ke RSUD Jombang, dan dilayani sekitar jam 10,30 Wib. Saat berada di RSUD jombang isterinya dilayani dengan proses secara normal hingga ketubannya pecah dan buka tujuh (istilah persalinan) proses persalinan hampir sempurna, saat itu isterinya tanya dok apa tidak operasi Caesar..?? Namun dokter yang menanganinya menjawab masih diusahakan.

Petugas terus menangani hingga sekitar pukul 18,30 bayi mulai lahir, kepalanya mulai keluar, namun tubuhnya sulit keluar akibat kemacetan atau distosia bahu, karena terjepit pangkal pinggul atau jalan rahim.

Kondisi ini berlangsung 10 menit hingga akhirnya sang bayi tidak terselamatkan. Petugas kemudian melakukan pemotongan bagian leher bayi untuk mengeluarkan tubuh dari rahim sang ibu.

“Padahal saya sudah meminta dokter untuk melakukan operasi Caesar tapi tidak dituruti itu yang saya sesalkan,” katanya.

Sementara pihak Rumah RSUD melalui Kepala Bidang pelayanan medis (Yanmed) dr. Vidya Buana menyangkal dan enggan untuk disalahkan, menurutnya semua proses penanganan sudah sesuai prosedur yang ada, termasuk penanganan pemisahan anggota tubuh bayi itu. Bahkan dalam persalinan tersebut pihak Rumah Sakit menurunkan tiga dokter spesialis kandungan atau Obgya. “Karena persalinan macet kita lakukan dekapitasi atau pemisahan anggota badan, itu kita lakukan pada saat bayi sudah meninggal, karena kalau tidak lakukan pasti membahayakan sang ibu,” pungkasnya. Reporter : Mukti/Editor : Zulkifli.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *