Jombang, lensaberita.online – Masyarakat Jawa menyambut malam Tahun baru Hijriyah Dangan berbagai macam acara, mulai dari do’a bersama, tahlilan, tasyakuran dan pengajian. Malam tahun baru Islam 1 Muharram 1444 lebih dikenal oleh masyarakat Jawa dengan sebutan malam 1 syuro.
Kemeriahan malam tahun baru Islam memang tidak semeriah pergantian tahun baru Masehi. Dalam menyambut tahun baru Islam, perayaannya didominasi oleh para tetua, Ulama’ atau tokoh tua suku Jawa yang masih memegang teguh budaya atau adat leluhur.pada perayaan tahun baru Islam.
Bagi generasi yang hidup di era digitalisasi saat ini, belum bisa memahami dan sulit mendapatkan referensi tentang makna malam 1 syuro, terkecuali masyarakat Jawa Tengah yang tinggal di seputaran keraton Solo, Keraton Yoyakarta, kemungkinan paham dengan makna tahun baru Islam satu syuro.
Seperti halnya yang dilakukan warga RT : 01/RW 04 Kelurahan Tugu kepatihan, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten jombang, Jawa Timur. Para tokoh masyarakat dan warga menyambut datangnya tahun baru Islam 1Muharram 1444 H, dengan acara melekan / kumpul bersama Jum’at ( 29/7/2022) sambil bercengkerama dalam acara tersebut dan berlangsung hingga menjelang pagi.
M. Ridwan, salah seorang warga mengatakan bahwa, acara semacam ini sudah rutin dilakukan oleh warga Tugu Kepatihan, hampir setiap menyambut tahun baru Islam. Dengan tujuan melestarikan adat budaya Jawa yang sudah berlangsung secara turun-temurun.
“Kita hanya melanjutkan kebiasaan nenek moyang, jangan sampai budaya Jawa ini hilang tergerus oleh pengaruh budaya asing. Sebenarnya sejarahnya malam 1 syuro itu ada, namun saya sendiri tidak begitu paham, hanya dulu pernah mendengar ceritera dari mulut ke mulut saja. Kalau kita amati generasi yang sekarang ini kurang bisa menghormati pergantian tahun baru Islam, lain dengan perayaan menyambut tahun baru Masehi banyak yang menyambutnya,” kata Ridwan. Reporter : Mukti/Editor : Zulkifli.