Lensaberita.online – Uskup Labuan Bajo membagikan kasih Natal Minggu(22/12/2024) di Panti Asuhan Binongko Labuan Bajo. Dalam kunjungan ini uskup Labuan Bajo didampingi Romo Richardus Manggu(Vikjen), Romo Frans Nala(Sekjen) dan Romo Vikep Labuan Bajo Romo Yuvensisus Rugi sekaligus Ketua Komisi Caritas Keuskupan Labuan Bajo. Rombongan Keuskupan diterima secara adat oleh anak-anak kaum difabel di Panti Asuhan Binongko.
Suryanto penghuni Panti Asuhan Binongko menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Yang Mulia Bapa Uskup Labuan Bajo yang sudah mengunjungi Panti Asuhan Binongko.
“Kami selama ini hanya mendengar dari cerita orang dan media sosial bahwa bapa uskup sudah mengunjungi beberapa anak kaum difabel di Labuan Bajo ini dan orang sakit. Kami melihat dan mendengarnya cerita ini merasa bangga karena sudah mengunjungi beberapa anak kaum difabel tersebut. Itu artinya bapa uskup sangat peduli terhadap para kaum difabel dan menerima kekurangan yang kami miliki. Hal ini yang memuat kami tidak merasa minder dan bersemangat dalam bekerja di mana saja kami bertugas” kata Suryanto..
Suryanto menambahkan bahwa banyak diantara kami yang sudah sukses dan bekerja baik di instansi pemerintah maupun swasta. Selain itu ada yang menjadi pedagang dan pengusaha.
Saat anak kami namanya Andre yang pernah Viral di media sosial karena berdialog langsung dengan Menteri. Saat ini Andre di biayai oleh Bahlil Lahadalia Menteri Energi dan sumber daya mineral.
Kami sebelumnya tidak yakin bahwa dia bisa kuliah dan bisa bergaul dengan banyak orang. Namun karena keberanian dan keteguhan hatinya dia bisa kuliah. Tentu ini adalah hasil proses bimbingan dan pendampingan Panti Asuhan Binongko ini baik di Labuan Bajo maupun di Cancar.
“Kami merasa bersuka cita dan kami merasa kami punya pelayanan didukung. Bapa uskup bukanlah orang baru untuk santo damian Cancar. Bapa uskup selalu hadir mendukung panti asuhan ini dan terlihat dari beberapa peristiwa yang terjadi dahulu di panti Asuhan Binongko karya kerasulan baik di Cancar maupun yang di Binongko” jelas Suryanto.
Suster Lidvina Kepala Panti Asuhan Binongko dalam sambutannya menyampaikan bahwa panti asuhan ini adalah cabang dari Yayasan Pusat rehabiliTAS Santo Damian Cancar. Anggota kaum difabel yang paling banyak ada di Santo Damian Cancar.
Bagi kami kehadiran bapa uskup di tengah-tengah kami membawa kegembiraan dan sukacita yang besar. Kami merasa bahwa kami harus melanjutkan pelayanan misi baik ini di Santo Damian Cancar maupun Panti Asuhan Binongko ini.
Banyak perhatian dari uskup ke uskup, dari waktu ke waktu selalu memberi perhatian yang besar untuk Santo Damian khususnya Panti Asuhan Binongko ini. Anak-anak kami ini selalu di beri arahan bahwa bahwa “Kita hidup dari perhatian banyak orang. Oleh sebab itu hidupilah hidupmu dengan baik, belajar dengan tekun dan bekerja keras, untuk bisa menjadi orang yang mandiri dikemudian hari.
Kami hanyalah alat-alat kecil yang bisa memberi dorongan agar mereka bisa mengembangkan diri. Kami upayakan sebisa mungkin supaya di kemudian hari mereka bisa mandiri. Hal ini sudah terbukti dari waktu ke waktu, dari tahun ke tahun banyak yang sudah mandiri, sudah sukses, dan sudah berhasil setelah di bina di tempat ini kata Suster Lidvin.
Ia menambahkan bahwa hampir yang hadir disini adalah saksi bisu dari pembinaan dan bimbingan dari tempat ini. Kami melihat postingan Bapa uskup sudah berkeliling sambil berbuat baik sebelum tahbisan sampai hari ini. Kami berharap di sela-sela kegiatan tersebut bapa uskup selalu diberi kesehatan.
Atas nama lembaga Panti asuhan baik di Santo Damian Cancar maupun di Panti Asuhan Binongko ini, mengucapkan limpah terima kasih atas kunjungan, perhatian, dan uluran kasih yang selalu di berikan kepada kami disini
Romo Yuven Rugi ketua Caritas sekaligus Vikep Labuan Bajo menyampaikan bahwa kita mesti bersyukur dan berterima kasih untuk Tuhan karena kasih penyelenggaraannya sehingga bisa berjumpa bersama di tempat ini.
Panti Asuhan Binongko ini sudah menjadi bagian dari perjalanan panggilan saya. Sejak tahun 2003 saya berkarya di Labuan Bajo sampai tahun 2007 saya sering ke Panti Asuhan Binongko ini dan sudah menjadi keluarga. Pada saat hari raya paskah dan natal dan hari lainnya kami merayakan ekaristi di panti ini bahkan setiap hari minggu bergantian datang ke sini kata Romo Yuven.
Romo Yuven menambahkan bahwa Panti Asuhan Binongko menjadi bagian perjalanan dan karya saya.
“Hari ini kami datang ke sini karena rasa cinta dari bapa uskup, dari Romo Vikjen, Romo Sekjen, untuk berbagi kasih dengan komunitas Panti Binongko ini. Beberapa hari sebelumnya kami bersama bapa uskup sudah mengunjungi beberapa anak kaum difabel dan orang sakit di paroki Longgo. Hal ini merupakan bagian dari ucapan selamat natal dari Yang Mulia Bapa uskup untuk teman-teman semuanya bahkan dari rumah ke rumah katanya.
“Ini adalah perjalanan Yang Mulia beberapa minggu terakhir ini mengunjungi anak anak kaum difabel dan orang sakit di beberapa tempat di Labuan Bajo untuk sekedar hadir bersama, bercerita, dan ucapan salam dan berbagai pengalaman. Tentu apa yang kami berikan bukan sesuatu hal yang luar biasa tapi kami datang untuk menyapa, untuk ada bersama, untuk menitip pesan bahwa kalian tidak sendirian. Kami ada dan berjalan bersama kalian semua kata Romo Yuven.
Uskup Labuan Bajo Mgr. Maksimus Regus menyampaikan bahwa kita selalu bersyukur karena kita masih berjumpa bersama dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan, dalam persaudaraan, dan dalam persahabatan. Kalau kita baca dalam injil menurut Yesus tidak ada kegiatan lain yang luar biasa seperti yang kita lakukan hari ini yakni bercerita, bertemu dan berjumpa untuk saling meneguhkan dan menguatkan.Kita selalu berusaha agar teman-teman dan saudara kita di rumah ini menjadi bagian yang sangat penting dari seluruh kegiatan dan pelayanan Gereja.
“Mari kita saling mendukung agar Tuhan bekerja tidak hanya didalam diri kita dan tapi dalam diri semua orang dimana Tuhan menitipkan kasih dan kebaikannya untuk disalurkan kepada kita semua. Secara tidak sadar Tuhan sudah bekerja secara luar biasa dalam diri orang- orang penuh perhatian dan peduli dengan kehidupan kita.
Bagi saya 86 anggota keluarga dan alumni di Panti Asuhan Binongko ini sudah membentuk satu keluarga besar dan itu adalah bagian dari pekerjaan Tuhan yang dia lakukan secara diam-diam kedalam diri kita masing-masing. Hal ini akan menjadi sebuah cerita tentang Allah yang mengasihi kita yang tidak terbantahkan dan menjadi kesaksian dalam hidup kita selanjutnya” Kata Mgr Maksi.
(Vinsensius Patno)