Pentingnya Menjadi Pribadi Yang Autentik di Tengah Tawaran Kepalsuan Dunia Yang Semakin Menguat

  • Bagikan

Lensaberita.online – Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus, Pr melakukan kunjungan pastoral ke Paroki St. Yosef Freindemetz Wajur pada Sabtu(14/12/24). Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan awal masa kegembalaan beliau sebagai Uskup Labuan Bajo.

Turut hadir dalam rombongan Bapak Uskup, Rm Rikard Manggu, Pr (Vikjen), Rm. Frans Nala, Pr (Sekjen), dan Rm. Marten Wilian, Pr sebagai Ekonom.

Rombongan Bapa Uskup tiba di Paroki Wajur pada hari Sabtu (14/12/24) pukul 17.00 Wita dan disambut meriah oleh Rm. Edigius Menori, Pr (Pastor Paroki), DPP-DKP, Tokoh Umat, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat dan perwakilan umat Paroki Wajur. Penerimaan secara adat (curu) dilakukan di jalan masuk ke Gereja Paroki. Setelah itu, Bapa Uskup bersama rombongan diterima secara resmi di Pastoran Paroki Wajur dalam adat kapu dan caca selek.

Selanjutnya, pada hari Minggu (15/12/24), Bapa Uskup Maksimus Regus merayakan Misa Minggu Adven III bersama umat di Gereja Pusat Paroki St. Yosef Freindemetz Wajur. Perayaan ekaristi ini dihadiri oleh umat dari sembilan Stasi se-Paroki Wajur. Perayaan ekaristi berlangsung khidmat diiringi koor dan tarian dari Wilayah Pusat Hawe.

Perayaan ini menjadi peristiwa berahmat bagi seluruh umat paroki Wajur. Pasalnya, ini merupakan kunjungan perdana dari Uskup Pertama Keuskupan Labuan Bajo ke paroki yang berada di wilayah pemerintahan Kecamatan Kuwus Barat tersebut.

Selain itu, kunjungan ini juga bertepatan dengan perayaan Minggu Gaudete (Sukacita) dalam rentang masa Adven. Pesan-pesan sukacita pengharapan disampaikan oleh Bapak Uskup dalam homilinya.

Beliau menandaskan pentingnya menjadi pribadi yang autentik di tengah tawaran kepalsuan dunia yang semakin menguat. “Perayaan Minggu sukacita ini mesti dimaknai dengan gerakan kembali ke dalam hati kita masing-masing dan bersyukur kepada Tuhan atas segala anugerahnya. Lebih dari itu, kita mesti berani membongkar kepalsuan dan kemunafikan diri demi pertumbuhan sejati dalam relasi dengan Tuhan dan sesama”. Dalam inspirasi pewartaan Yohanes Pembabtis, ia melanjutkan “jangan membangun atau membentuk kehidupan kita seperti iklan yang dipoles indah di bagian luarnya, tetapi bagian dalamnya tidak murni”.

Kehadiran Mgr. Maksimus Regus, Pr di Paroki Wajur menjadi warta gembira bagi seluruh umat. Hal ini disampaikan oleh Frans Guntur (Ketua DPP Paroki Wajur) dalam sambutannya. “Bapa Uskup membawa sukacita bagi seluruh umat di masa penantian ini. Kami mengalami kehadiran Tuhan secara nyata dalam diri sang gembala”.

Selanjutnya beliau memaparkan gambaran singkat tentang situasi paroki Wajur; baik secara statistik maupun perkembangan semangat umat dalam hidup menggereja. Dalam sambutan itu dijelaskan juga secara khusus tentang peran para katekis dalam membantu reksa pastoral di Paroki Wajur.

Rm. Edi Menori, Pr dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Uskup dan rombongan yang telah menyediakan waktu khusus untuk mengunjungi umat di Paroki Wajur. Ia menekankan bahwa “sukacita bukan hanya karena menerima tetapi terutama karena mau berbagi. Dengan berbagi, kita akan menerima rahmat dalam kelimpahannya”. Selanjutnya, ia sangat mengapresiasi pendekatan pastoral kehadiran yang dijalankan oleh Bapa Uskup Maksi di awal karya penggembalaannya sebagai uskup, yang mau turun dan menyapa umat dalam kesederhanaan.

Di akhir perayaan ekaristi, Mgr. Maksi—sapaan akrabnya—mengapresiasi perkembangan Paroki Wajur. Beliau mengingatkan agar seluruh elemen dalam paroki tersebut harus saling mendukung untuk mempertahankan perkembangan yang sudah ada bahkan harus meningkatkannya. “Seluruh umat mesti membangun soliditas dan solidaritas sebagai gereja. Paroki Wajur sebagai ‘contoh’ yang bisa menginspirasi paroki-paroki lain”.

Ditemui setelah perayaan ekaristi, Aloysius Angkep, koster senior yang sudah mengabdi selama kurang lebih 30 tahun di Paroki Wajur mengungkan rasa bangga dan sukacitanya bertemu secara langsung dengan Mgr. Maksimus Regus. “Sebelumnya kalau kami menerima uskup, selalu dengan ibadat sabda yang dibuat secara resmi. Namun, Mgr. Maksi mau diterima secara biasa saja. Saya sangat kagum dengan kesederhaannya yang mau dekat dengan umat dan juga anak-anak. Selain itu, beliau juga murah senyum, terutama pada saat berkotbah”.

Seluruh umat Paroki Wajur merasa begitu gembira dengan kehadiran sang gembala mereka, Mgr. Maksi. Mereka berharap agar Bapak Uskup datang lagi di waktu-waktu selanjutnya.

Setelah perayaan ekaristi kemarin ada dialog dari hati ke hati antara Pastor Paroki, DPP-DKP, tokoh umat, tokoh masyarakat/pemerintah dengan Bapa Uskup. Dari pertanyaan dan syering yang disampaikan, mereka berharap agar keuskupan Labuan Bajo memperhatikan masalah-masalah sosial pastoral yang terjadi dalam kehidupan umat seperti nasib guru dan sekolah Katolik, pengembangan pertanian, penguatan nilai-nilai budaya, dan perhatian terhadap pendampingan keluarga.

(Vinsensius Patno)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *