Tahbisan Uskup Baru Labuan Bajo Melaksanakan Peluncuran dan Bedah Buku

  • Bagikan

Labuan Bajo – Lensaberita.online,-

Dalam rangka menyambut Tahbisan Uskup baru Labuan Bajo Mgr. Maksimus Regus, maka panitia tahbisan Uskup baru dari seksi Publikasi dan dokumentasi mengadakan Peluncuran dan bedah buku. Pelaksanaan Launching buku ini dilaksanakan pada Sabtu (26/10/2024) di Aula Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo.

Ada tiga buku yaitu Menjaga Gerbang Harapan Merawat Kemanusiaan dan Jejak Ziarah Mgr. Maksimus Regus yang ditulis oleh UNIKA Satu Paulus Ruteng dan Buku Kenangan Tahbisan Uskup Labuan Bajo oleh Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng.

Ada dua orang pembedah dalam buku yakni Pater Hubertus Muda dan Romo Agustinus Manfred Habur Sementara editor buku Menjaga Gerbang Harapan Merawat Kemanusiaan oleh Dr. Mantovany Tapung dan Dr. Marsel Ruben Payong. Moderator dalam launching buku ini adalah Romo Stanis Harmansi.

Dalam sambutannya Ketua Seksi Publikasi dan Dokumentasi Tahbisan Uskup Baru romo Kristoforus Ramlino menegaskan bahwa kegiatan hari ini menghantar kita semua untuk mengenang sejarah masa lalau dan berusaha untuk merangkaikan masa depan sebagai usaha kita membangun dan melihat dari perspektif serta siarah dan juga serta berbagai konsep ilmu dalam membangun Keuskupan Labuan Bajo. Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para penulis dan penerbit obor yang hadir secara online saat ini.

“Mari kita melihat keuskupan Labuan Bjo ini dari sejarah masa lalu dan sejarah masa depannya dan berusaha untuk membangun banyak perspektif tentang Keuskupan Labuan Bajo dimasa yang akan datang. Saya yakin Labuan bajo sebagai sebuah kota premium dengan cara pandang kita yang sama untuk membangun keuskupan Labuan Bajo di masa yang akan datang.

Uskup Baru Labuan Bajo Mgr. Maksimus Regus dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa kemarin dulu ada penanaman terumbu karang di Pantai Binongko dan kita melihat ada dimensi ekologis dari tahbisan ini dan pada hari ini ada diskusi buku berarti ada dimensi akademis pada perayaan tahbisan dan peresmian keuskupan Labuan Bajo.

Ada dimensi ekologis dan ada dimensi akademis. Hari ini Launching buku terkait dengan gagasan-gagasan dan ada juga yang menyerukan moto tahbisan. Moto tahbisan itu juga sebuah gagasan.
Selama ini saya sibuk mengumpulkan artikel untuk bunga rampai untuk orang lain. Waktu Mgr Sipri saya sibuk bunga rampai untuk Mgr. Sipri. Kali ini saya tidak sibuk lagi karena ada orang lain yang sibuk mengumpulkan artikel dan membuat buku tentang saya.

Pengalaman ini saya tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ketika ada yang sibuk memikirkan dan membuat buku untuk saya maka dalam hati saya berpikir betapa bahagia dan gembiranya saya ketika ada orang lain yang menulis tentang saya.

Terima kasih kepada sponsor untuk penerbitan buku ini dari UNIKA Santu Paulus Ruteng dan dari Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng. Ada tiga buku yang ditulis dan diterbitkan . Ada satu buku yang akademis yang berisi 600 halaman dan tulisan-tulisan yang sangat berbobot dan hampir menyentuh dimensi aspek dan perhatian kita. Buku ini direflekiskan oleh para pakar, para pemerhati, para akademisi, para intelektual, para pengiat lingkungan, para pengiat sosial kemanusiaan yang menghasilkan buku yang sangat berbobot dan mendalam dan komprehensif. Ada satu buku dari Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng dan dua buku pula dari UNIKA santu Paulus Ruteng. Saya bergembira ketika tiga buku ini diterbitkan.

Pada saat kita baru mendapat ensklik keempat dari Paus Fransiskus Dilexi Nos yang baru dirilis tanggal 24 Oktober yang lalu. Ensiklik ini masih baru sama sekali. Itu ensiklik yang keempat dari Paus Fransiskus.

Ensiklik ini berisi merefleksikan tentang bagaimana dunia berjuang kembali menemukan apa yang sementara menghilang dari kehidupan kita manusia. Apa yang menghilang itu adalah hati. Hati manusia itu sedang menghilang menurut Paus Fransiskus. Hal itulah menyebabkan terjadinya krisis dan persoalan-persoalan yang sekarang kita hadapi.

Oleh karena itu dia menyerukan kembali agar dunia terutama Gereja harus menemukan kembali hati Yesus sebagai Tuhan yang mencintai kita.Seluruh perjalanan kita adalah perjalanan cinta Tuhan. Pembentukan Keuskupan Labuan Bajo ini merupakan ekspresi cinta Tuhan yang terus berkelanjutan bagi kita semua.

Bukan kebetulan momentum berahmat yang sedang kita rayakan dan gagasan-gagasan yang sedang kita dalami melalui bedah buku pada hari ini, saya kira ada dalam arus yang sama untuk menyadari bahwa Tuhan selalu mencintai kita dan kita harus merebut kembali apa yang paling penting dan yang sudah menghilang dari kehidupan kita yakni hati. Hati itu adalah manifestasi dari manusia seperti judul buku ini, bisa juga solidaritas, keadilan ataupun nilai-nilai keutamaan yang lainnya yang menjadi perhatian dan persoalan kita bersama.

Dalam kegiatan launching buku ini para penulis melakukan presentasi hasil tulisannya dan diakhirnya dengan sesi tanya jawab. Dalam kegiatan launching buku hari ini dihadiri oleh SMK dan SMK sekota Labuan Bajo, perguruan tinggi, akademisi, pelaku pariwisata dan para imam. Biarawan dan biarawati.

(Vinsensius Patno)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *