Banyuwangi,lensaberita.online-Jelang Pilkada 2024 di Kabupaten Banyuwangi ada dua pasangan Calon Cabup/Cawabup yang sudah mematut diri dan memoles citra dengan harapan memetik hati rakyat.Untuk itu, sejumlah politisi pun mulai bersolek citra diri melalui medium spanduk, media massa hingga baliho-baliho yang dipajang jalan,hal itu dilakukan demi mengerek popularitas hingga elektabilitas mereka di mata rakyat.
Beberapa bulan lagi pesta demokrasi kembali akan digelar serentak, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Banyuwangi akan semakin seru.Para politisi dan calon politisi “bermetamorfosis” menjadi orang yang baik, dermawan, suka menyapa, ramah, dan murah senyum. Bukan hanya kepada orang sekitar mereka, kepada yang tidak dikenal pun mereka baik.
Menjadi orang baik tidak ada salahnya. Semua agama memerintahkan umatnya menjadi orang baik. Namun, orang baik itu harus konsisten, bukan dadakan dan bukan musiman.
Kita berharap, para politisi dan calon politisi yang sudah mencalonkan di pilkada Kabupaten Banyuwangi baiknya terus-menerus. Tidak hanya saat ada maunya saja baik-baikin masyarakat.
” Hemm…Politik itu medan pensiasat. Jadi, yang namanya dusta itu tidak mungkin bisa dibebaskan dari pergaulan politik, misalnya pencitraan. Setiap pencitraan itu pasti ada unsur kepalsuan dan kebenaran.
Publik harus bisa memilah-milah memandang orang-orang yang terjun ke dunia politik sebagai orang suci.Bahwa tidak ada orang yang suci dalam politik. Sebab, dalam dunia politik, semua saling adu siasat.
Dalam bulan ini sudah bermunculan sosok Cabup/Cawabup baik kepada masyarakat dan kebaikan nya itu dadakan. Sosok tersebut setiap hari nya mementingkan masyarakat dengan cara mendengarkan jeritan masyarakat dan selalu dekat kepada masyarakat yang membutuhkan nya
Pilihlah calon bupati yang asli baiknya. Tanpa dibuat-buat, tanpa rekayasa, dan kebaikannya konsisten. Pilihlah Cabup/ Cawabup yang senyumnya asli, ramah alami, dan dermawannya dengan penuh keikhlasan
Dalam logika sang penulis. Setiap janji-janji atau pencitraan yang dijanjikan oleh para calon, itu pasti mengandung unsur kepalsuan lantas mengingatkan bahwa politik merupakan tempat biasa terjadi dusta
“Misalnya pakai sabun, bisa jadi lebih cantik. Atau pakai sampo ini, rambut tidak bisa gundul. (Ternyata) tidak ada yang terjadi. Sama saja politisi seperti itu, sama.Publik tidak boleh memandang orang-orang yang terjun ke dunia politik sebagai orang suci.Bahwa tidak ada orang yang suci dalam politik. Sebab, dalam dunia politik, semua saling adu siasat.
Ketika seseorang masuk ke dunia politik, maka mereka akan dikelilingi oleh perbuatan yang tidak terpuji.Oleh karena itu, Saya hanya sekedar mengingatkan bahwa perlu batasan ketika terjun di dunia politik. “Jadi jangan harap politik itu bisa jadi lembaga seperti lembaganya orang mau jadi orang suci.
Penulis Opini:Agung Bramantyo Ketua Komunitas Pemerhati Banyuwangi (KPB) Kamis 19/9/2024