Mandailing Natal – Lensaberita.online,-
Dalam rangka mengurangi kegiatan yang kurang bermanfaat untuk siswa saat masa kelulusan sekolah. Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Panyabungan, kecamatan Panyabungan kabupaten Mandailing Natal Mengadakan acara perpisahan dengan siswa-siswi kelas XII. Selasa (30/04/2024).
Acara yang dilaksanakan di lapangan sekolah SMK Negeri 3 Panyabungan turut dihadiri Kepsek SMKN 3 Panyabungan Fajar Siddik dan wakasek sekolah, Dewan guru serta para pejabat sekolah dan juga Wali Siswa Kelas XII.
Acara perpisahan ini dilakukan dengan sangat meriah dan sangat berkesan bagi siswa-siswi kelas XII. Adapun serangkaian kegiatan perpisahan yang dilakukan mulai dari kata sambutan dan pidato dari kepala sekolah.
penyematan mendali oleh guru kepada siswanya, hiburan serta kegiatan bertekuk lutut dan meminta maaf kepada orang tua siswa yang dilakukan masing-masing Siswa terhadap orang tuanya, Bahkan tidak sedikit dari orang tua dan siswa yang merasa terharu dan meneteskan air mata.
Kepala sekolah SMKN 3 Panyabungan saat diwawancarai media menyampaikan bahwa tahun ini pihak sekolah menambatkan sebanyak 187 orang siswa 24 orang diantaranya sudah diterima di berbagai perguruan tinggi negeri dan mendapatkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Tahun ini kami dari SMK Negeri 3 Panyabungan sudah menambatkan sebanyak 187 orang siswa 24 orang diantaranya sudah diterima di berbagai perguruan tinggi negeri dan mendapatkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP). Ujarnya.
Selanjutnya kepsek SMKN 3 Panyabungan juga menambahkan harapannya kepada siswa dan siswa yang tahun ini sudah dinyatakan lulus dan tamat untuk bisa mengharumkan nama baik sekolahnya. Semoga siswa-siswi yang sudah diterima di perguruan tinggi bisa sukses di bidangnya masing-masing serta bisa menjadi motivasi bagi adek-adeknya.
Di sisi lain Ratna Sari (47) salah satu orang tua siswa kelas XII menyampaikan bahwa dirinya sangat terharu dengan acara perpisahan hari ini. Dirinya juga menambahkan bahwa beliau tidak menyangka bahwa dia bisa menyekolahkan anaknya sampai kejenjang sekolah menengah atas mengingat keadaan ekonominya yang masih jauh dari kata kaya.
Saya sangat terharu pada acara perpisahan anak saya hari ini. Saya tidak menyangka bisa menyekolahkan anak saya sampai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini mengingat saya orang miskin yang sehari-hari hanya bertani. Ujarnya sambil mengelap air mata dari pipi kanannya.
Acara perpisahan ditutup dengan Poto bersama antara guru wali kelas dan siswa-siswi didiknya.
(Martua Lubis)