Jurtul Togel Ditangkap Intel Kodam, Bandar Dibiarkan Berkeliaran dan Keluarga Minta Keadilan

  • Bagikan

MEDAN,Lensaberita.online-Keluarga Ismail Harun, juru tulis (jurtul) salah satu situs toto gelap yang ditangkap Intel Kodam I/BB di Jalan Marelan Pasar 4 Barat, Kamis (25/5) kemarin menuntut keadilan. Alasan mereka, penangkapan tersebut diduga karena “pesanan” salah satu bandar situs togel yang tidak terima Ismail Harun menjadi jurtul saingannya.

Keluarga Ismail Harun kepada wartawan, Rabu (7/6) mengakui Ismail Harun menjadi jurtul togel karena desakan ekonomi. “Beliau terpaksa menjadi jurtul togel karena desakan ekonomi, membiayai kebutuhan keluarga dan perobatan istrinya yang mengalami stroke”, sebut salah satu keluarga.

Menurut mereka, setelah ditangkap Ismail Harun sempat ditahan satu malam di Kodam, kemudian esok harinya diserahkan ke Polda Sumut.

Namun penangkapan itu membuat masyarakat, khususnya pihak keluarga kecewa. Menurut mereka, selain dilakukan secara “koboi”, juga karena dugaan adanya pesanan.

“Selama dua minggu Ismail sempat menjual situs dikelola Rijal, namun tidak ada pembeli. Karena butuh biaya hidup, kemudian dia menjual situs lama dan laku. Tapi baru satu hari menjual langsung ditangkap. Inilah yang membuat kecurigaan adanya pesanan”, sebut pihak keluarga lagi.

Anak Ismail Harun, Inka, 24, ditemui usai menjenguk ayahnya di Poldasu, Selasa (6/6) juga berharap Pangdam membantu persoalan itu. “Ayah tulang punggung keluarga dan sudah tua, ibu sakit stroke. Selama ayah ditahan kehidupan kami timpang”, sebutnya.

Inka mengaku yang dikerjakan ayahnya salah. Tapi, kata dia, Denintel harusnya memberikan pencerahan, membina dan melarang warga tidak mengerjakan yang melanggar hukum agar masyarakat simpati, bukan mengintimidasi dan menjebloskan dalam tahanan. “Karenanya kami mohon kepada Pangdam membantu memulangkan ayah kami yang sudah tiga minggu ditahan di Poldasu”, harapnya.

Terkait itu, praktisi hukum Riky Daniel P Sihombing, SH memberi komentar. Ia mengatakan heran Denintel mengurusi togel. “Ini pesanan atau titipan,” ujar Riky.

Menurutnya, Denintel seharusnya menjadi payung melindungi masyarakat, bukan menakuti masyarakat. “Saya terkejut membaca media online tentang pengakuan anak tersangka yang terlantar setelah ayahnya ditangkap Denintel, apalagi ibu mereka sakit. Seharusnya Denintel hadir menasehati masyarakat, bukan malah membuat masalah baru,” kata dia berharap Pangdam I/BB mengevaluasi kinerja Denintel.

Kata dia, pihak keluarga yang ditangkap berencana menemui Pangdam I/BB untuk meminta bantuan mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka, juga bantuan mengeluarkan Ismail dari tahanan Poldasu.

“Sudah lebih seminggu ditahan, pastilah Ismail jera, harus diampuni juga. Untuk itu kami minta Pangdam membantu keluarganya. Saya rasa Pangdam akan mempertimbangkan permintaan ini”, kata Riky.(Red/Tim)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *